PEMIKIRAN
KUHN DAN PLURALISME PARADIGMA
Thomas Samuel Kuhn lahir
pada 18 juli 1922 di Cincinnati, Ohio dan meninggal 17 Juni 1996 di Cambridg,
Massachusetts USA. Karyanya yang paling terkenal adalah The Structure of
Scientific revolutions (1962) dan The Essential Tension; Selected Studies in
Scientific Tradition and Change (1977). Pemikiran Kuhn merupakan pemberontakan
terhadap paradigma positivisme (seperti yang dilakukan juga oleh Karl Raimund
Popper, Paul Feyerabend, atau Stephen Toulmin). Gagasan Kuhn sangat radikal dan
memberi sumbangan pemikiran dan pengaruh yang sangat besar bagi
post-positivisme dan epistemologi postmodern dengan pluralisme paradigma ilmiahnya.
Pemikiran Kuhn
· Pentingnya Pemahaman
Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Penolakan atas Positivisme
Karya Kuhn “The
Structure of Scientific Revolution” dianggap sebagai karya monumental
mengenai perkembangan sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan dengan mengemukakan
konsep paradigma sebagai konsep sentral. Berdasarkan penelitian tentang sejarah
ilmu pengetahuan, Kuhn menolak pandangan Popper itu yang dianggapnya tidak
sesuai dengan fakta. Menurut Kuhn, ilmu pengetahuan berkembang melalui revolusi
ilmiah, dan revolusi ilmiah terjadi lewat perubahan paradigma.
·
Revolusi Ilmiah
Revolusi ilmiah adalah
perubahan yang drastis yang terjadi dalam tahapan perkembangan ilmu
pengetahuan. Berikut skema revolusi ilmiah Kuhn.
Periode pra-ilmiah dapat
kita tengok senelum munculnya gagasan filsafat alam dari filsuf Yunani.
Penjelasan tentang segala sesuatu dijelaskan oleh mitos-mitos (mitologi).
Filsuf Yunani kemudian memberikan penjelasan rasional (spekulatif) tentang:
fenomena alam, asal mula alam dan kehidupan masyarakat. Aristoteles lantas
mulai mengemukakan istilah fisika (yang dibedakan dengan metafisika atau
realitas yang tidak terindra) dan ia mengemukakan metode deduktif dan induktif
yang mulai digunakan sebagai metode filsafat.
Pemikiran Aristoteles
menghasilkan satu paradigma ilmiah (geosentris) yang dijadikan sebagai model
untuk perkembangan dan penjelasan “filsafat alam” (fisika) selama seribu tahun
lebih. Muncul pandangan dan pola baru dari Copernicus. Copernicus mengemukakan
gagasannya melalui bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (1543).
Gagasan Copernicus menggantikan teori geosentris, yang menyatakan bahwa bumi
sebagai pusat sistem tata surya dengan teori heliosentris, yang menyatakan
bahwa bukan bumi melainkan matahsrilah sebagai pusat sistem tata surya kita. Penolakan dan serangan langsung terhadap
pandangan Copernicus muncul dari tokoh-tokoh gereja dan lembaga-lembaga
astronomi yang mendukung teori (paradigma) lama.
·
Paradigma
Paradigma adalah
pandangan dasar tentang pokok bahasan ilmu. Paradigma adalah konsensus terluas
dalam dunia ilmiah yang berfungsi membedakan satu komunitas ilmiah sengan
komunitas lainnya. Paradigma berkaitan dengan pendefinisian, eksemplar ilmiah,
teori, metode, serta instrumen yang tercakup didalamnya.
Kuhn mengartikan paradigma
sebagai beberapa contoh praktik ilmiah aktual yang diterima seperti: hukum,
teori, aplikasi dan instrumen yang diterima bersama, sehingga merupakan model
yang dijadikan sebagai sumber dan tradisi-tradisi yang mantap dalam riset-riset
ilmiah khusus (Kuhn, 1970: 10).
Kuhn menggunakan
pengertian paradigma dengan dua puluh satu pengertian yang berbeda-beda.
Masterman membantu kita untuk memahami pengertian paradigma Kuhn dengan
mereduksir kedua puluh satu konsep Kuhn itu pada tipe-tipe paradigma.
1.
Paradigma Metafisik
Paradigma metafisik
merupakan konsensus terluas dalam bidang ilmu yang membantu membatasi bidang
dari satu bidang ilmu, sehingga membantu megarahkan komunita ilmuwan dalam
melakukan penelitiannya.
Paradigma metafisik
memerankan beberapa fungsi.
ü Untuk menentukan masalah
ontologi (realitas, objek) yang menjadi fokus atau objek kajian ilmiah dari
komunitas ilmuwan tertentu.
ü Untuk membantu komunitas
ilmuwan tertentu bagaimana mereka menemukan realitas atau objek (problem
ontologi) yang menjadi pusat perhatiannya.
ü Untuk membantu ilmuwan
guna menemukan teori dan penjelasan tentang objek yang diteliti sesuai dengan
pandangan (1) dan (2)
2.
Paradigma Sosiologi
Dikemukakan Masterman
mirip dengan eksemplar pada Kuhn. Berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan, keputusan-keputusan
dan aturan serta hasul penelitian yang diterima secara umum. Hasil penelitian
yang diterima secara umum inilah yang dimaksudkan dengan eksemplar.
3.
Paradigma Konstruk
Paradigma Konstruk
adalah konsep yang palig sempit dari ketiga paradigma yang dikemukakan
Masterman.
·
Prinsip Ketidaksepadanan (Incommensurability) dan Kriteria
Ilmu dan Non-Ilmu
Terkait kriteria ilmu
dan non-ilmu, sebagai pemikir post-positivisme, Kuhn tidak terlalu tertarik
dengan pembahasan tentang penentuan kriteria-kriteria sesuatu digolongkan dalam
ilmu atau non-ilmu seperti yang dilakukan oleh positivisme—perbedaan ilmu dan
non-ilmu menjadi persoalan penting bagi positivisme dan salah satu kriteria
bagi positivisme untuk menentukan sesuatu dikelompokkan sebagai “ilmu” dan
non-ilmu adalah dengan menggunakan prinsip verifikasi.
Pergeseran (Peralihan) Paradigma
Adapun pergeseran
paradigma (ilmiah) mengandung beberapa unsur/pengertian. Di antarnya adalah
sebagi berikut:
§ Munculnya cara berpikir
baru mengenai masalah-masalah baru.
§ Dalam paradigma ada
prinsip (asumsi) yang selalu hadir, akan tetapi tidak kita kenal/sadari
§ Paradigma baru tidak
dapat diterapkan kecuali dengan meninggalkan paradigma lama.
§ Paradigma baru selalu
dihadapi/ditanggapi dengan kecurigaan dan permusuhan.
Paradigma dalam sosiologi
Menurut George Ritzer,
ada tiga paradigma yang bersaing dengan beberapa varian teori yang
dipayunginya, antara lain: (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi
sosial dan (3) paradigma perilaku sosial.
Tabel Tiga Paradigma
Sosiologi yang Dikemukakan George Ritzer
Unsur/Karakter
|
Paradigma Fakta Sosial
|
Paradigma Definisi
Sosial
|
Paradigma Perilaku
Sosial
|
Eksemplar
|
Emile Durkheim,dll.
|
Max Weber, dll.
|
Skinner, Pavlov, dll.
|
Fokus Perhatian
|
Fakta sosial, struktur sosial, dan institusi sosial
|
Cara aktor sosial mendefinisikan situasi sosial dan efek
definisi tersebut atas tindakan individu dan interaksi antar mereka
|
Tingkat laku yang teramati tanpa mempertimbangkan maknanya
|
Metode
|
Metode kuesioner, wawancara dan perbandingan
|
Observasi
|
Eksperimen terkontrol
|
Teori
|
Fungsional-struktural, teori konflik, teori sistem, teori
sosiologi makro
|
Teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi,
etnometodologi, grounded theory
|
Behaviorisme, teori pertukaran (termasuk wawancara dengan
analisis kuantitatif
|
Asumsi-asumsi (Ontologis, Epistemologis dan
Metodologis) Paradigma
Setiap paradigma
memiliki pandangan dunia (ontologi) dan metodologi tertentu. Pandangan yang
berbeda ini berkonsekuensi pada metode yang berbeda pula.
Tabel The Basic Beliefs
(metaphysics) of Alternative Inquiry Paradigms
Tabel Perbedaan
Paradigma Positivisme, Konstruktivisme dan Teori Kritis
No.
|
Kriteria
|
Positivisme
|
Konstruktivisme
|
Teori Kritis
|
1.
|
Realitas
|
·
Objektif (diluar
individu)
·
Observasi indra
·
Hasil persepsi seragam
·
Diatur hukum alam
·
Terintegrasi dengan
baik
|
·
Subjektif
·
Dikonstruksi, bukan ditemukan
·
Diintepretasi
|
·
Berada diantara subjektif-objektif
·
Memiliki kompleksitas
· Konstruksi ilmuwan, dan bukan ada begitu saja
|
2.
|
Manusia
|
·
Individu rasional
·
Mengikuti hukum alam
·
Tidak memiliki
kebebasan kehendak
|
· konstruksi/
penciptaan dunia.
·
Memberikan arti pada
dunia
|
·
Dinamis
· Penyadaran pada kondisi yang tidak adil
|
3.
|
Ilmu
|
·
Didasarkan pada aturan
dan prosedur ketat
·
Deduktif
·
Nomotetis
·
Hasil pengamatan
|
·
Induktif
·
Ideofrafis
·
Interpretasi
·
Tidak bebas nilai
|
·
Memberdayakan, atau pembebasan
· Tidak bebas nilai
|
4.
|
Tujuan
|
·
Penjelasan fakta,
kausalitas
·
Meramalkan
|
·
Menekankan makna
·
Menekankan pemahaman
|
·
Memberdayakan dan membebaskan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar